Senin, 12 September 2016

Langit cerah kemudian kelabu

Mentari blm muncul di ufuk timur, aku terbangun oleh kumandang adzan shubuh masjid dibelakang rumahku. dgn malas aku mencoba untuk bangun, beranjak dari kasur untuk mengambil air wudhu, kemudian menunaikan sholat shubuh, ketika aku baru teringat bahwa hari ini lebaran haji. 12 September 2016. 10 Zulhijjah 1437 H. setelah sholat shubuh, aku langsung bergegas mengambil handuk dan mandi, dress code untuk sholat eid pun sudah kusiapkan sebelum tidur. orangtuaku pun bergegas untuk mandi, dan bersiap2 untuk melaksanakan sholat eid'l Adha di lapangan perumahan. 

Pukul setengah 6 kami keluar dan berjalan sebentar, diperjalanan banyak tetangga yang sama dress codenya spt kami. nampak lah shaf bapak2 dan ibu2 yg sedang mengumandangkan takbir "ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR. LAA ILLAHA ILALLAHUALLAHU AKBAR. ALLAHU AKBAR WALILLAH ILHAM.

segera aku mengambil shaf dan salaman kepada beberapa bapak. Sholat eid dimulai pukul 7. sholat eid berlangsung khidmat, setelah sholat, aku memnyimak ceramah khotib dengan seksama, bagaimana sabarnya pengorbanan nabi Ibrahim dan anaknya nabi Ismail. Tak terasa acara sholat eid selesai. seluruh jamaah membubarkan diri, aku kembali, aku memohon maaf pada ibu ku, aku sadar banyak sekali salahku pada ibuku.

sebelum kami kerumah. kami membeli seekor qurban dan membawanya ke masjid, qurban itu atas nama ibu ku. karena giliran ku sudah tahun lalu. 

santapan pun siap, tak mewah, tak banyak. sekedar kupat, opor ayam dan sayurnya. namun entah knp aku sangat mensyukurinya. bersyukur hari ini aku masih bisa menikmati opor ayam bersama ketupatnya.

hari ini langit cerah penuh semangat lebaran haji. begitupun orang2 yang hari ini tak berwajah merengut. tak pernah terpikirkan bahwa aku akan merengut. 

namun setelah kusadar, tanggal 12 September sudah 3 hari lagi aku akan berangkat, meninggalkan tanah kelahiranku, meninggalkan tanah aku dibesarkan, meninggalkan tanah yang aku terdidik oleh para guru. yang membuatku semakin galau dan sedih, aku akan meninggalkan orang tua ku. kakak2ku sudah pada kerja di ibukota, dan aku satu2nya yang masih di tanah kelahiran. 

wahai ibu, ayah. aku akan segera meninggalkan tanah kelahiran ini. aku galau akan meninggalkan kalian. 17 tahun lebih aku tinggal bersama kalian, kini waktu untuk merantau akan segera tiba. aku sangat galau.

nak, tak usah pikirkan kami, kau teruslah kejar cita2mu. kami akan baik2 saja disini. 

tak pernah kusangka skenario merantau sudah ada di depan mata. sudah berbulan2 aku lelah menunggu, tak kusangka dia (merantau) hadir di depan mata tanpa kusadari. aku hanya bisa menatap langit maghrib kelabu dan terus2an galau mengingat orangtua ku.

Lucu juga, saat 1 atau 2 bulan yang lalu, aku ingin segera meninggalkan tanah kelahiran. namun, H-3 berat rasaku meninggalkannya.

H-3 Serang-Bandar Lampung. tak lama lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar