Selasa, 13 September 2016

Percakapan antara Laksamana dengan Nona Pendekar

"Kau tahu?"
"Apa yang kutahu?"
"Lebaran kali ini sangatlah berbeda, sudah pasti kau tau."
"Sangat jauh berbeda. Aku merasa gelisah, resah"
"Apakah penyebabnya?"
"Dikarenakan aku sadar tak lama lagi aku akan meninggalkan tanah kelahiran. Meninggalkan orangtua ku sendirian."
"Dan juga meninggalkan..?"
"Meninggalkan semua yang ada disini... Aku tahu ini hanya sementara, namun hati ini merasakan keresahan kegelisahan bahwa aku akan jarang bahkan lama kembali."
"Percayalah itu sudah ada dalam skenario terbaik Sang Maha Kuasa."
"Tak kusangka skenario ini sudah ada didepan mata."
"Jalanilah selagi itu baik, iringi dengan lapang dada. Tujuanmu sudah pasti.
Hei Laksamana! pergilah kau tuk berperang melawan kenyamanan, mencari cerita dan kelak kau akan kembali dengan gagah membawa sepucuk suratan takdir nan agung"
"Aku akan ke medan perang. Kau juga bersiaplah. Kau pendekar di dunia ini. Perang bisa kapanpun terjadi tanpa pandang waktu. Asah kemampuanmu dan perlengkapanmu. Agar kau tak gentar diterpa perang mendadak."
"Terimalah seperangkat alat perang ini, sebagai kelengkapanmu juga sebagai tanda penghormatan dariku aku akan mempersiapkan keberangkatanmu. Jujur... Kurasa ini memang berat, sangat berat, melepas seorang prajurit yang gagah berani, yang siap untuk berperang lebih jauh. Pesanku, jangan kau kembali pada negeri ini sebelum kau berhasil membawa sebuah takdir yang lebih gemilang tuk negeri ini, kelak ayahanda dan ibundamu kan menangis haru menanti kedatanganmu. Bersiaplah."
"Terima kasih nona pendekar. Aku akan kembali membawa suratan takdir nan agung untuk negeri ini."

2 komentar:

  1. Semangat berlayar di samudra kehidupan laksamana, kembalilah dgn semua hal terbaik untuk negeri ini. :)

    BalasHapus